Jumat, 02 Oktober 2009

Sapi Gila Mewabah… Jangan Ikutan Panik

Charlene dikenal sebagai gadis cantik, periang dan berhati lembut. Entah mengapa perangainya mendadak berubah jadi lekas naik darah. Ingatannya juga payah, dia gampang lupa. Tangan kanannya sering gemetar, begitu juga kaki kirinya. Keseimbangan tubuhnya pun lenyap. "Dia hanya bisa menangis dan menangis. Dia tahu dirinya sakit tapi tidak tahu sakit apa", ujar ayahnya. Hanya dalam waktu 6 bulan, gadis Miami itu tergolek tak berdaya, tak mampu bicara dan mengontrol fungsi jasmaninya. "Fisiknya mengalami kemunduran sangat cepat dan kehilangan kesadarannya. Dia tak tahu berada dimana dan tidak mengenal lagi keluarganya," lanjut ayahnya. Hari itu 2 tahun setelah gejala pertamanya muncul, gadis yang kini berusia 24 th itu masih terbaring di tempat tidur. Otaknya mengalami kerusakan sangat parah. Dia makan melalui pipa di dalam perutnya. Charlene tertular penyakit sapi gila 11 tahun lalu waktu masih bermukim di Inggris akibat memakan daging yang terjangkit virus ini. Ketika itu usianya baru 13 tahun. Sembilan tahun kemudian ketika dia pindah ke Amerika Serikat baru gejala penyakitnya muncul.

Cerita di atas hanya satu dari sekian kisah memilukan dari penderita penyakit sapi gila. Di masa mendatang mungkin cerita ini akan semakin banyak karena masa inkubasinya yang panjang. Pada sapi sendiri masa inkubasinya berlangsung 3-8 th, sedang pada manusia belum diketahui pasti tetapi diperkirakan 5-20 th. Selama masa inkubasi tidak ada tanda-tanda penyakit yang kasat mata.

Penyebab, Gejala dan Cara Penularan Penyakit Sapi Gila
Penyakit ini pertama kali terdeteksi pada tahun 1996 di Inggris namun sebenarnya sudah pernah mewabah pada bulan 1986 yang kemudian menyebar ke Belgia, Perancis, Italia, Spanyol dan Portugal. Sesuai namanya penyakit ini menampakan gejala kegilaan, yaitu kehilangan koordinasi, depresi, ketakutan, terlalu peka, tremor, agresif, gerakan tak terarah, gelisah dan gejala psikis lainnya. Gejala ini muncul karena ada kerusakan otak secara perlahan yang akhirnya berbentuk seperti spons atau busa yang bolong-bolong sehingga penyakit ini dinamai dengan Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE) . Sejauh ini diketahui penyakit sapi gila menular kepada manusia melalui konsumsi daging sapi yang terinfeksi dan adanya kontak secara fisik dengan sapi yang terinfeksi. Namun ilmuwan masih meragukan apakah produk susu sapi dan olahannya dapat menjadi media penyebar.

Namun demikian akan sangatlah bijaksana bila kita menghindari mengkonsumsi tidak saja daging namun juga susu yang diimpor dari negara yang sedang atau pernah terjangkit penyakit BSE ini.

Tinjauan
Sebenarnya penyakit sapi gila bukan kasus satu-satunya wabah yang membuat konsumen produk yang dihasilkan dari sapi jadi ketakutan. Antraks juga pernah dan sering mewabah bahkan di negara kita sendiri. Satu hal yang perlu kita cermati yaitu apa pun penyakit mematikan yang mewabah pada sapi serta hewan lainnya umumnya dapat ditularkan pada manusia. Tidak demikian halnya dengan pangan nabati. Sejauh ini belum ada ditemukan penyakit yang mematikan pada tumbuhan yang dapat ditularkan kepada manusia. Karena itu apabila ada kebutuhan makanan Anda yang dikonsumsi dari hewan tetapi bisa disubstitusi dari tumbuhan alangkah baiknya bila anda memilih nabati yang lebih alami, apalagi umumnya pangan nabati jauh dari efek samping dan banyak diantaranya yang mengandung materi spesifik yang memiliki manfaat lain yang tidak dimiliki pangan hewani.

SoyaBean Powder With Apple…
Pengganti Terbaik Susu Sapi…. dan AMAN!!!

Susu adalah produk yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena susu adalah minuman kaya zat gizi terutama protein, kalsium, fosfor dan mineral. Namun dibalik manfaat SUSU SAPI ternyata ada beberapa kelemahan yaitu :

  1. Tinggi lemak jenuh dan kolesterol.
  2. Tidak dapat dikonsumsi oleh penderita Laktosa Intoleran, yaitu mereka yang tidak bisa mencerna laktosa susu sapi sehingga akan menderita diare tiap kali minum susu sapi.
  3. Ternyata protein susu sapi dapat memicu pelepasan kalsium tulang. Ini mungkin jawaban atas misteri mengapa kasus osteoporosis pada masyarakat Eropa/AS lebih tinggi dari pada di Asia, padahal konsumsi susu sapi & olahannya jauh lebih tinggi.

Memungkinkan sebagai media penyebar penyakit mematikan yang diderita oleh sapi, misalnya penyakit sapi gila dan antraks



TABEL KOMPOSISI
SUSU KEDELAI CAIR DAN SUSU SAPI
TIAP 100 GRAM

Komponen

Susu Kedelai

Susu Sapi

Kalori (kkal)
Protein (g)
Lemak (g)
Karbohidrat (g)
Kalsium (mg)
Forfor (g)
Besi (g)
Vitamin A (SI)
Vitamin B1 (tiamin) (mg)
Vitamin C (mg)
Air (g)

41,0
3,50
2,50
5,00
50,00
45,00
0,70
200,00
0,08

2,00
87,00

61,00
3,20
3,50
4,30
143,00
60,00
1,70
130,00
0,03

1,00
88,33

Sumber : Direktorat Gizi, Depkes RI


Bandingkan dengan Susu Kacang Kedelai, selain kandungan zat gizinya yang hampir menyamai susu sapi, ia memiliki 7 Keunggulan yang tidak dimiliki susu sapi , yaitu :

  1. Tidak mengandung kolesterol.
  2. Kandungan lemak lebih rendah & sebagian besar (75-80%) adalah lemak tak jenuh yang baik untuk pembuluh darah dan jantung, sedang lemak jenuhnya hanya 20-25%. Sedang susu sapi di samping total lemaknya lebih tinggi, hampir 80%-nya adalah lemak jenuh (lemak jahat).
  3. Sekalipun kalsium sedikit lebih rendah dari susu sapi tetapi daya serapnya 35% lebih baik.
  4. Cocok untuk penderita Laktosa intoleran.
  5. Mengandung Lechitin, zat gizi yang dibutuhkan untuk komponen pembentuk sel-sel saraf & neurotransmiter, sehingga baik untuk kesehatan otak & jantung.
  6. Mengandung serat tak larut untuk kesehatan saluran pencernaan. Khusus SoyaBean with Apple juga mengandung serat larut yang baik untuk membersihkan pembuluh darah karena mengandung ekstrak apel.
  7. Mengandung komponen non gizi Isoflavon dan Saponin yang mempunyai sifat dan manfaat sebagai antioksidan penangkal radikal bebas, mencegah arteriosclerosisi, sebagai pitoestrogen untuk mengatasi nyeri haid (PMS) dan menopause.



0 komentar: